Premis.ID – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, tidak akan segan-segan mensubsitusi produk pangan seperti beras menjadi sagu bilamana harga komoditas tersebut tidak bersahabat alias mahal.
Pernyataan yang dilontarkan Syahrul Yasin Limpo itu langsung direspon oleh netizen. Pasalnya, netizen kesal lantaran sang menteri tak menyadari jika harga sagu saat ini lebih mahal ketimbang harga beras.
“Harga sagu 2x lipat dr harga beras,.terus langka pula.,” tulis pengguna Twitter @Andy_Mil***, Jumat (7/10/2022).
“Asal ngomong, biar keliatan kerja ????? Stock sagu gimana?????” timpal @Alfiann***.
Beberapa netizen juga mempertanyakan apakah kebiasaan makan nasi bisa dikonversi ke konsumsi sagu dalam tempo cepat.
“Beras, kalau memang harganya tidak bersahabat potong semua pohon sagu yang ada. Kita masih punya 5 juta hektar sagu. Potong 1 juta sudah bisa bertahan 1-2 tahun, makan sagu aja,” ujarnya dalam acara Kegiatan Pembekalan Penyuluhan Pertanian Nasional dengan tagline “Penyuluh Hebat, Pertanian Kuat,” di Jakara, Kamis (6/10/2022).
Stok beras RI aman Adapun terkait stoknya, Mentan SYL menjamin aman. Menurut dia, stok beras Indonesia surplus 10 juta ton. Oleh sebab itu dia meminta masyarakat agar tidak perlu mempersoalkan jumlah stoknya.
“(Stok beras) aman dong. Kita punya stok dan neraca kita masih surplus 10 juta ton. Dimana persoalannya? Kamu mau berapa ton? Mau beli berapa, ayo,” ucap SYL.
Ada hambatan penyerapan beras di lapangan Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolb memastikan stok beras di Indonesia tercukupi hingga akhir tahun 2022.
“Kami di Kementerian Pertanian berkonsentrasi penuh untuk menjaga ketersediaan produksi sesuai target dari tahun ke tahun, untuk tahun ini bisa kami sampaikan pada masyarakat bahwa produksi (beras) cukup,” kata Harvick di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Senin (3/10/2022).
Meski demikian, Harvick tak menampik adanya hambatan penyerapan beras di lapangan sehingga distribusi ke daerah-daerah menjadi terlambat. Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya mencari solusi atas hambatan penyerapan tersebut.
“Selalu kita rapatkan di kabinet kami sampaikan ke pak Presiden Jokowi masalah-masalahnya, yang terus kita cari jalan keluar,” ujarnya.